Kamis, 29 Desember 2011

Pasar Tradisional vs Pasar Modern


            Pasar merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun, apa yang dapat kita jumpai di pasar? Nah, tentunya kita dapat menjumpai banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang dagangan. Akan ada konsumen yang datang, sehingga terjadi tawar-menawar  yang diakhiri dengan transaksi jual beli. Saat ini kita menjumpai ada dua (2) jenis pasar, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Ketika kita mendengar kedua nama pasar ini apa yang ada  dibayangan kita, tentu yang pertama muncul dalam benak kita adalah apa beda kedua pasar ini?
            Yang pertama adalah pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli, yang ditandai dengan adanya transaksi tawar-menawar. Dari segi bangunan biasanya terdiri dari kios-kios, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelola pasar. Pada pasar ini menjual kebutuhan sehari-hari, bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.
            Pasar modern tidak jauh berbeda dari pasar tradisional, tetapi pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (berkode). Berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri atu dilayani pramuniaga. barang-barang yang dijual di pasar jenis ini sama dengan barang-barang yang dijual di pasar tradisional, yaitu berupa makanan seperti buah, sayur, daging dan lain-lain. Sebagian besar barang yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh pasar modern yang ada di samping kita adalah suwalayan, hypermarket, supermarket, minimarket dan indomaret.
            Kedua jenis pasar ini memiliki keunggulan tersendiri. Pasar tradisional misalnya, pasar jenis ini memiliki keunggulan dari pasar modern dilihat dari beberapa hal. Pertama, di pasar tradisional masih terjadi kontak sosial saat transaksi tawa-menawar antara pedagang dan pembeli, tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga yang sudah dipatok. Kedua, keinginan masyarakat memperoleh produk dengan harga murah disaat krisis membuat pasar tradisional terselamatkan dari desakan pasar modern. Ketiga, pasar tradisional menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat kebanyakkan. Sedangkan pasar modern memiliki kelebihan yang cukup jelas dibandingkan dengan pasar tradisional, yakni nyaman, bersih serta terjamin yang membuat para konsumen mau membeli ke pasar modern. berAC, bersih, kenyamanan dan mempunyai gengsi yang tinggi menjadi andalan pasar modern dan hal itu tidak dimiliki oleh pasar tradisional.
            Melihat keunggulan dari masing-masing pasar tersebut, maka kita mengalami sedikit permasalahan dalam memilih tempat berbelanja. Keunggulan yang dimiliki oleh masing-masing jenis pasar tersebut membuat kita bingung memilih jenis pasar yang mana yang tepat untuk kita berbelanja. Sebagai konsumen tentunya kita akan melihat kenyamanan, kebersihan saat kita berbelanja. Hal ini hanya dimiliki oleh pasar modern. Akan tetapi, kita sebagai konsumen tidak hanya melihat kenyamanan dan kebersihan, hal terpenting yang kita perhatikan saat berbelanja adalah harga barang yang bisa ditawar agar terjangkau dengan uang kita dan kualitas barang yang terjamin. Interaksi tawar menawar yang kita miliki hanya ada di pasar tradisional. Sebagai konsumen, maka kita akan memilih pasar modern untuk berbelanja. Hal ini dikarenakan melihat kenyamanan, kebersihan dan kualitas saat kita berbelanja.

Purnama


Wahai purnama
Saat sinarmu memeluk semesta
Ketika keindahan tubuhmu terpancar pada dunia
Aku hanya bisa terdiam
Memandang diri mu yang elok penuh rasa iri
Engkau begitu setia pada jagat raya
Bila waktumu tlah tiba
Engkau muncul dibalik pekatnya awan kelabu yang menyelimuti sang malam
Pancarkan kebahagiaan di semua titik kehidupan
Wahai purnama
Tetaplah tersenyum untuk semesta
Karena senyummu adalah keagungan sang malam
(Ni Luh Nopianti/0912011038)

Larangan Keluarga Pasek Tutuan


Pada suatu massa di sebuah desa terjadi suatu keanehan di Lingkungan sebuah keluarga. Keluarga tersebut bernama keluarga Pasek Tutuan. Keanehan yang terjadi di keluarga ini terjadi jika keluarga ini memakan buah timbul. Karena setiap memakan buah timbul terjadi sebuah keanehan pada bagian tubuh keluarga ini, maka dilaranglah keluarga Pasek Tutuan agar tidak memakan buah timbul. Hal ini telah diwarisi secara turun-temurun oleh keluarga Pasek Tutuan. Kepercayaan akan mitos yang diwarisi oleh Keluarga Pasek Tutuan bahwa keturunannya tidak boleh memakan buah timbul berawal dari sebuah kejadian yang dialami oleh leluhurnya terdahulu.
Cerita ini berawal dari sebuah kejadian yang dialami oleh seorang ibu dari leluhur Keluarga Pasek Tutuan jatuh ke dalam sumur, karena tidak ada yang mengetahui ia jatuh ke dalam sumur ia meninggal di dalam sumur tersebut. Setelah peristiwa jatuhnya ibu tersebut ke dalam sumur, sebuah keajaiban terjadi dari dalam sumur tempat ibu tersebut jatuh tumbuhlah sebatang pohon. Pohon yang tumbuh dari dalam sumur ini adalah pohon timbul. Pohon timbul yang tumbuh tersebut merupakan penjelmaan dari ibu yang jatuh ke dalam sumur.
Hari demi hari  berganti, pohon timbul yang tumbuh dari dalam sumur berbuah. Karena tidak ada yang mengetahui bahwa pohon timbul ini adalah penjelmaan ibu tersebut, maka keturunan ibu tersebut memetik buah timbul itu dan memasaknya. Nah, buah timbul  yang sudah dimasak ini kemudian dimakan oleh Keluarga Pasek Tutuan. Setelah memakan buah timbul tersebut, terjadilah suatu keanehan pada salah satu bagain tubuh keluarga Pasek Tutuan.  Keanehan yang terjadi pada bagian kepala keluarga ini adalah tumbuhnya benjolan pada kepala Keluarga Pasek Tutuan setelah memakan buah timbul.
Keluarga Pasek Tutuan mengira hal itu sebagai suatu kebetulan saja. Untuk membuktikan kebenaran tersebut, bertanyalah keluarga ini pada orang sakti. Setelah ditanyakan kepada orang sakti, barulah mereka mengetahui bahwa buah timbul yang mereka makan adalah penjelmaan dari ibu mereka. Oleh karena itu, siapapun dari keturunan keluarga Pasek Tutuan yang memakan buah timbul akan mengalami kejadian yang aneh yaitu tumbuh benjolan seperti buah timbul pada bagian kepalanya.
            Dari kejadian yang dialami tersebut, maka berjanjilah Keluarga Pasek Tutuan bahwa mereka tidak akan memakan buah timbul sampai keturunan mereka yang selanjutnya. Apabila ada keturunan mereka yang memakan buah timbul akan terjadi hal yang sama yaitu tumbuh benjolan di kepala. Sampai saat ini, larangan memakan buah timbul masih dipercayai oleh Keluarga Pasek Tutuan.
(Ni Luh Nopianti/0912011038)

Rabu, 07 Desember 2011

Kesedihan


Dalam termangu aku terdiam
Tersudut sepi dalam senyapan hati
Mencoba melirik pada hati yang sedih
Mungkinkan ku temukan jawaban
Dan jawaban hanyalah mimpi belaka
Bermimpi tak mungkin pasti
Hingga kini dingin resapi hati
Saat aku menatap sosok mu
Ingin ku sapa kau
Tapi kau tak menjawab
Ku lambaikan tanganku
Berharap kau bisa menggapainya
Tapi kau tak sanggup
Ingin ku sentuh jemarimu
Tapi apa daya
Kini kau t’lah tiada
Dan kini
Hanya kesedihan yang menemaniku